30 Juli 2009

POLIGAMI ??

Barusan liat TV tentang 2 perempuan yang bertikai karena anak. 2 perempuan ini bertikai karena mereka adalah korban poligami sehingga mereka berebut untuk mengasuh anak. Bahkan salah satunya sampai membakar istri yang lain.

Saya seorang muslim. Tapi jujur saya sama sekali sangat tidak menyukai/menyetujui poligami, walaupun agama Islam tidak melarangnya, sebagian besar pelaku mendasarkan agama sebagai pembenarannya.

Bukankah ada syaratnya untuk melakukan poligami? Dibolehkan berpoligami bila suami mendapatkan persetujuan dari istri pertama, bila tidak dibolehkan, ya tidak bisa. Kalau suami memaksa, menurut saya pribadi, berarti dia melakukan perselingkuhan.

Seandainya istri mengizinkan, suami harus bisa berbuat adil terhadap istri-istrinya nanti (dengan kata lain, tidak ada yang merasa tersakiti atau iri).

Saya pribadi sangat meragukan hal satu ini.

Adakah manusia yang dapat berbuat adil bila sudah berhubungan dengan perasaan, cemburu dan harga diri? Baik dia miskin atapun kaya...

22 Juli 2009

Pelajaran berharga dari JW Marriot

Ada pelajaran berharga dari peristiwa pengboman di JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta yang harus diperbaiki dan ditingkatkan secara serius yaitu pendidikan.

Karena kurangnya pendidikan dan kemiskinan yang menyebabkan otak teroris begitu mudahnya merekrut orang-orang Indonesia dan mendoktrinnya dengan ide-ide, paham-paham yang tidak masuk akal, apalagi 80% penduduk Indonesia beragama Islam yang menurut mereka negara ini seharusnya berupa negara Islam bukan Demokrasi.

Tapi mereka lupa mereka tidak bisa memaksakan kehendak mereka begitu saja, mereka bukan Tuhan, mereka cuma manusia, sama dengan manusia di seluruh dunia.

Dan yang penting mereka bukan orang Indonesia, jadi mereka tidak tahu apa yang rakyat Indonesia mau, We Love Democracy!

01 Juli 2009

Politik Indonesia, kenapa jadi seperti ini?

Yep sesuai dengan judulnya, aku pikir politik di Indonesia lama-lama jadi ga karuan..lama-lama yang namanya memfitnah, menghina, menuduh tanpa ada bukti sama sekali menjadi hal yang sangat wajar. Masing-masing menganggap dirinya yang paling benar , paling didukung oleh rakyat, yang lain pembohong, selalu mengatakan atas nama rakyat Indonesia, rakyat yang mana juga ga tahu?Terus, kemana sifat warga Indonesia yang katanya ramah dan santun, berbudaya, beretika, hormat kepada sesama?

Liat aja di TV kemarin, ketika membahas hasil survei dari LSI, (begitu juga di koran2 nasional) dengan tanpa data dan bukti nyata, langsung menuduh pasti LSI dibayar, agar hasilnya memuaskan salah satu capres di depan banyak saksi dari capres lain dan wartawan.

Padahal menurut saya, seumpama bukan LSI, tapi lembaga survei lain yang juga didukung oleh salah satu capres mengadakan survei dan hasilnya mengatakan bahwa capres yang mendukungnya itu peringkatnya naik, bukankah itu hal yang sama?maksud saya bukan menuduh bahwa semua lembaga survei di Indonesia dibayar, sama sekali TIDAK. Tapi memang itulah kenyataannya,kalo ada yang naik memang ada yang naik, kenapa kok sampai jadi panik begitu? apa ga percaya sama sekali kalo rakyat Indonesia BENAR-BENAR memilih salah satu capres? berarti mereka tidak mau mendengar suara rakyat, yang mereka mau dengar hanya
suara mereka sendiri!