09 Agustus 2009

I hope he is really Noordin

Ada yang bilang seharusnya menjadi wartawan di Indonesia sangat menguntungkan, karena banyak sekali kejadian demi kejadian yang terjadi di sini dan semuanya dapat diberitakan.

Setelah berturut-turut terjadi peristiwa demi pertistiwa yang mengejutkan , kemarin Sabtu, 8 Agustus 2009 mungkin peristiwa yang paling besar yang terjadi.

Telah terjadi peristiwa menegangkan dan mencekam di desa Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Terjadi baku tembak di sebuah rumah yang diduga tempat persembunyian teroris nomor satu paling dicari di Indonesia, Noordin M. Top. Pengepungan dilakukan selama 18 jam sejak hari Jumat, 7 Agustus 2009 pk. 16.00 hingga Sabtu 8 Agustus 2009 pk. 12.00. Kedua stasiun TV yang saling berlomba untuk menayangkan secara langsung ini adalah Metro TV dan TV One, bahkan Metro TV sudah 2 hari ini hanya menayangkan "Breaking News".

Peristiwa ini sangat membanggakan bagi Polri, terutama Densus 88 dan seluruh rakyat Indonesia.

Saya berharap, hasil DNA nanti benar-benar menunjukkan bahwa itu benar-benar Noordin M. Top, sehingga hasil kerja para intelijen dan polisi serta harapan warga Indonesia tidak sia-sia.

I hope that there will be no more terrorists.....in Indonesia and the world.
We just want to live in peace...




06 Agustus 2009

TIDAK ADA JUDUL

Saya sedang tidak ada ide(belum ada judul)...mungkin karena begitu banyak kejadian yang berlalu dengan cepat dan datang bertubi-tubi di sekitar kita saat ini. Mulai dari kisruh DPT pemilu, para capres yang kalah rupanya kurang legawa dengan hasil pemilu, sehingga mereka menginginkan pemilu diulang. Seandainya benar-benar akan diulang, berapa trilyun lagi yang harus dikeluarkan oleh negara?mungkin pemilu tahun ini akan menjadi yang termahal dalam sejarah Indonesia. Apa mereka tidak tahu kita sudah capek, kita tidak menginginkan ada intrik lagi, kita hanya ingin bekerja, sekolah, berdagang dengan aman dan tenang, kita ingin iklim politik yang stabil dan kondusif, bukan iklim politik yang penuh dengan demo, hujatan, dan membuat kemacetan dimana-mana sehingga anak yang berangkat sekolah jadi terlambat, yang wawancara pekerjaan tidak jadi bekerja karena datangnya terlambat, benar-benar egois!

Kasus pemilu belum selesai, giliran KPK yang diobok-obok. Sepertinya ada pihak-pihak yang ingin membubarkan KPK dengan berbagai cara, baik digembosi dari dalam maupun dari luar, ternyata di Indonesia masih banyak orang-orang yang berhati busuk kalau tidak mau dibilang orang jahat. Saya sangat berharap pemerintah mau melindungi dan menjaga KPK, dan bila tanda-tanda untuk melemahkan KPK semakin kentara, saya harap pemerintah mau turun tangan dengan tegas

Kemudian jatuhnya pesawat Merpati jenis twin otter yang jatuh di Papua untuk ke sekian kalinya, tim SAR baru menemukan pesawat naas itu hari ini dengan keadaan sudah menjadi puing-puing dan ke-16 penumpangnya tewas.

Berita duka juga terjadi di dunia entertainment, Mbah Surip, publik figur yang populer dengan lagu "Tak Gendong" meninggal dunia pada tanggal 4 Agustus disebabkan serangan jantung. Padahal beliau sedang berada di puncak karirnya, namun, umur memang rahasia Tuhan. Seluruh Indonesia sangat shock dengan berita ini, bahkan presiden SBY pun menyampaikan ucapan dukacitanya pada saat konferensi pers.

Kemudian baru-baru ini Prita berdamai dengan RS Omni Int, banyak yang mencurigai hal ini, karena bila berdamai, apakah berarti kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan keluhan bila mendapatkan perlakuan yang kurang layak sudah tidak berarti lagi? Padahal Prita dulu sangat memperjuangkan haknya untuk bebas berbicara ini, dan seluruh rakyat Indonesia pun sangat mendukung karena sangat berhubungan dengan hak asasi manusia. Bila kasus ini hanya sampai di sini tanpa ada ketegasan hukum dalam membela hak dasar manusia...saya sendiri juga mulai khawatir apakah tulisan saya ini dapat membuat saya berurusan dengan pengadilan?...yah semoga tidak, saya hanya menuliskan pendapat saya dari sudut pandang pribadi saya.





30 Juli 2009

POLIGAMI ??

Barusan liat TV tentang 2 perempuan yang bertikai karena anak. 2 perempuan ini bertikai karena mereka adalah korban poligami sehingga mereka berebut untuk mengasuh anak. Bahkan salah satunya sampai membakar istri yang lain.

Saya seorang muslim. Tapi jujur saya sama sekali sangat tidak menyukai/menyetujui poligami, walaupun agama Islam tidak melarangnya, sebagian besar pelaku mendasarkan agama sebagai pembenarannya.

Bukankah ada syaratnya untuk melakukan poligami? Dibolehkan berpoligami bila suami mendapatkan persetujuan dari istri pertama, bila tidak dibolehkan, ya tidak bisa. Kalau suami memaksa, menurut saya pribadi, berarti dia melakukan perselingkuhan.

Seandainya istri mengizinkan, suami harus bisa berbuat adil terhadap istri-istrinya nanti (dengan kata lain, tidak ada yang merasa tersakiti atau iri).

Saya pribadi sangat meragukan hal satu ini.

Adakah manusia yang dapat berbuat adil bila sudah berhubungan dengan perasaan, cemburu dan harga diri? Baik dia miskin atapun kaya...

22 Juli 2009

Pelajaran berharga dari JW Marriot

Ada pelajaran berharga dari peristiwa pengboman di JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta yang harus diperbaiki dan ditingkatkan secara serius yaitu pendidikan.

Karena kurangnya pendidikan dan kemiskinan yang menyebabkan otak teroris begitu mudahnya merekrut orang-orang Indonesia dan mendoktrinnya dengan ide-ide, paham-paham yang tidak masuk akal, apalagi 80% penduduk Indonesia beragama Islam yang menurut mereka negara ini seharusnya berupa negara Islam bukan Demokrasi.

Tapi mereka lupa mereka tidak bisa memaksakan kehendak mereka begitu saja, mereka bukan Tuhan, mereka cuma manusia, sama dengan manusia di seluruh dunia.

Dan yang penting mereka bukan orang Indonesia, jadi mereka tidak tahu apa yang rakyat Indonesia mau, We Love Democracy!

01 Juli 2009

Politik Indonesia, kenapa jadi seperti ini?

Yep sesuai dengan judulnya, aku pikir politik di Indonesia lama-lama jadi ga karuan..lama-lama yang namanya memfitnah, menghina, menuduh tanpa ada bukti sama sekali menjadi hal yang sangat wajar. Masing-masing menganggap dirinya yang paling benar , paling didukung oleh rakyat, yang lain pembohong, selalu mengatakan atas nama rakyat Indonesia, rakyat yang mana juga ga tahu?Terus, kemana sifat warga Indonesia yang katanya ramah dan santun, berbudaya, beretika, hormat kepada sesama?

Liat aja di TV kemarin, ketika membahas hasil survei dari LSI, (begitu juga di koran2 nasional) dengan tanpa data dan bukti nyata, langsung menuduh pasti LSI dibayar, agar hasilnya memuaskan salah satu capres di depan banyak saksi dari capres lain dan wartawan.

Padahal menurut saya, seumpama bukan LSI, tapi lembaga survei lain yang juga didukung oleh salah satu capres mengadakan survei dan hasilnya mengatakan bahwa capres yang mendukungnya itu peringkatnya naik, bukankah itu hal yang sama?maksud saya bukan menuduh bahwa semua lembaga survei di Indonesia dibayar, sama sekali TIDAK. Tapi memang itulah kenyataannya,kalo ada yang naik memang ada yang naik, kenapa kok sampai jadi panik begitu? apa ga percaya sama sekali kalo rakyat Indonesia BENAR-BENAR memilih salah satu capres? berarti mereka tidak mau mendengar suara rakyat, yang mereka mau dengar hanya
suara mereka sendiri!

25 Juni 2009

Kopi Merah Putih (Indonesia Anonymus) "Kita dan Wirausaha"

Kecil tapi cerdas berisi. Hanya itu yang dapat saya katakan tentang buku ini.


Jarang ada buku atau tulisan yang membahas segala sesuatu tentang pola pikir orang Indonesia dengan gamblang bukan sindiran, tapi tidak membuat kita sakit hati atau mangkel (orang Jawa bilang), melainkan membuat kita mentertawakan diri kita sendiri sekaligus mengajak berpikir ulang tentang kebiasaan-kebiasaan, sifat, mental, logika, pola pikir, cara pandang kita terhadap berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini, terutama "Kita dan Wirausaha".


Tentang wirausaha, saya seorang profesional di bidang kesehatan (notabene masih karyawan). Dulu saya mengira dengan begini saya akan mendapatkan "posisi" dan gaji yang saya harapkan serta kenaikan gaji paling tidak 10% tiap tahunnya, mengingat betapa susah dan mahalnya kuliah saya. Jadi wajar dong kalau saya mengharapkan "hasil/keuntungan" setelah menyelesaikan kuliah saya. Bahkan saya sampai bela-belain kerja dobel pagi-malam seminggu 3 kali, (akhirnya saya resign karena saya kecapekan dan tidak punya waktu untuk diri saya dan suami saya sendiri).


Ternyata realitanya tidak seperti itu, banyak kenalan atau keluarga mengatakan "wah, hebat ya, gajinya pasti lumayan ! karena kuliahnya lumayan susah.", saya cuma bisa tersenyum dan berkata dalam hati "seandainya benar....." tapi berbeda 180 derajat. Saya hampir tidak mendapatkan semua yang saya tulis di atas...hmmph!. Tanggung jawabnya besar...tapi yang saya dapatkan sangat tidak mencukupi untuk hidup 1 bulan, saya tidak bisa membayangkan gimana nanti kalau saya sudah punya anak?Yes, it's all about the money.


Bukannya saya tidak berdedikasi, bukan begitu..tapi mbok ya tolong saya dihargai sebagai profesional.


Kemudian, suami menyarankan untuk berjualan minuman saja yang bisa dititipkan di warung-warung dekat rumah dengan kata lain wirausaha kecil-kecilan, daripada buang duit lebih baik nambah duit. Ibu, adik, kakak ipar saya menentang rencana ini, bahkan saya merasa mereka beranggapan saya sudah tidak ada harganya dengan berjualan seperti ini, tidak bergengsi. "Sarjana kok malah jualan minuman di warung-warung!". JLEB! sakiiiiiiit rasanya hati saya, seperti ditikam pas di jantung dan mati seketika (hehe..hiperbolis banget yah).


Saya bekerja malam hari, dulu saya bekerja pagi dan malam tapi saya terpaksa resign dari yang pagi karena saya capek dan jadi tidak punya cukup waktu untuk diri saya sendiri dan suami saya, saya merasa tenaga saya diperas.


Sekarang, kurang lebih 7 bulan saya berwirausaha dan hasilnya kalau dihitung-hitung dibagi 1 bulan kerja, jualan minuman masih lebih BESAR pendapatannya daripada "profesi" saya. Padahal saat ini saya bekerja sendiri, tanpa ada pegawai. Ke depannya nanti saya ingin merekrut pegawai sehingga usaha ini bisa bertambah besar, pendapatan bertambah serta dapat menciptakan lapangan kerja baru, lebih mulia kan?


Ada satu hal yang membuat saya terheran-heran hingga sekarang. Dulu, waktu masih kerja dobel pagi-malam selama 3 tahun, saya ingin liburan ke luar kota, ke Jogja atau kemana saja selalu tidak bisa karena tidak cukup dana dan waktu padahal, gajinya DOBEL..setelah 3 bulan mencoba berwirausaha saya dapat berlibur ke Jogja dengan uang sendiri bersama suami.


Saya ingat teman saya pernah bilang, "aku pengen kerja di kantoran, karena keliatan kalau kerja, bajunya kan bagus keliatan resmi gitu", saya bilang, "kalau saya pengennya kayak Bob Sadino, ga keliatan kerja tapi duitnya banyak dan usahanya dimana-mana". Tapi kalau penampilan saya berbeda dari Bob Sadino, hehe... :)